Elang Jawa, Sang Penguasa Pulau Jawa Yang Mulai Langka

Elang Jawa adalah spesies burung pemangsa endemik di pulau Jawa, Elang Jawa hewan yang dilindungi di indonesia dengan nama latin Nisaetus bartelsi  salah satu spesiesburung berukuran sedang dari hewan yang dilindungi Accipitridae dan Genus Nisaetus. Hewan ini juga menganggap makhluk mitologi hindu budha yang populer di India.

Penyebaran, ekologi dan konservasi Elang Jawa

Elang dewasa memiliki ukuran tubuh antara 60-70cm, kepala elang berwarna coklat kemerahan, dengan jambul yang menonjol. Ketika terbang elang Jawa sama seperti elang brontok mereka biasanya ditemukan di hutan-hutan pegunungan dan daerah lebat. Hewan ini lebih suka memilih hutan hujan tropis atau hutan-hutan yang belum terganggu atau terusik manusia. Elang Jawa memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan spesies burung pemangsa lainnya di wilayah tersebut, dan mereka dikenal dengan kemampuan terbang yang kuat dan kestabilan terbang yang baik. Memiliki bunyi yang khas dengan bunyi nyaring tinggi klii-iiw atau i-iiiw   bervariasi antara satu atau tiga suku kata. Jika bunyi bernada tinggi dan cepat kli -kli-kli-kli-kli suara ini juga mirip dengan elang brontok.

Burung ini sangat bergantungan dengan adanya hutan primer sebagai tempat hidupnya,
walaupun kadang terlihat juga di beberapa titik di hutan sekunder burung ini akan kembali ke
hutan primer yang luas. Masa bertelur burung ini terhitung mulai dari januari-juni, sarangnya terbentuk dari ranting-ranting dedaunan yang disusun tinggi di cabang setinggi 20-30 di atas tanah. Populasi yang kecil menjadi ancaman terhadap kelestariannya, yang menyebabkan hilangnya habitat dan ekosistemnya.

Sebagai burung pemangsa, ia memakan berbagai jenis hewan kecil seperti burung,
reptil, anak ayam dan lainnya. Elang Jawa diklasifikasikan sebagai spesies terancam kritis oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature). Populasinya menurun drastis akibat hilangnya habitat akibat deforestasi dan perburuan. Berbagai upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi dan memulihkan populasi mereka, termasuk perlindungan habitat dan program pembiakan di penangkaran.

Keberadaan sebenarnya Elang Jawa sudah di ketahui sejak tahun 1820 oleh
Van Hasselt dan Kuhl telah mengoleksi dua jenis hewan ini dari kawasan gunung salak
untuk museum Leiden di Belanda. Namun pada masa itu sekitar abad ke-19 hewan
ini masih dianggap jenis elang brontok.

BACA JUGA : Cara Mencangkok Mangga Agar Cepat Berakar dan Berbuah