Elang Flores Dengan Populasi Menurun Akibat Pemburuan Liar

Populasi Elang Flores yang sudah terancam punah, banyak penangkapan liar hingga populasi nya semakin sedikit. Hewan ini memiliki nama lain, yaitu Nisaetus Flores. Dengan ukuran 71 sampai 82 sentimeter, hewan ini hanya bisa di temukan di Nusa Tenggara Timur. Saat ini hanya ada sekitar 10 ekor yang masih bertahan, dan benar benar diamankan karena maraknya penangkapan liar.

Spesies ini adalah hewan paling keren, karena warna bulu cokelat kehitaman dan warna putih di bagian dada, serta bagian ekor ada 6 garis coklat menjadi ciri khas hewan ini. Elang flores ini mempunyai mahkota di kepala, saat ia menenggerkan nya di ranting pohon.

Habitat Elang Flores

Habitat Elang flores

Hewan ini banyak di dapati di hutan berdaratan rendah, dengan ketinggian 1.000 meter permukaan laut. Bisa menerkam dari jarak tidak jauh, elang biasa nya di jumpai di hutan Mbeliling dan taman nasional. Populasi nya tidak hanya di flores, terdapat juga di pulau lombok sumbara, rinca, dan pulau satonda. Habitat nya tinggal 36,1, hektare penyebab dari penebangan hutan dan kebakaran.

Populasi Nya Yang Semakin Turun Drastis

Karena populasi nya yang semakin punah akhirnya, pihak badan konservasi dunia, (IUCN) mencatat perkiraan populasi nya tinggal 100 sampai 240 yang dewasa. Menurut data pencatatan nya di taman nasional kelimutu tinggal 10 ekor saja, karena pemburuan liar mengakibatkan populasi nya menurun.

Perlu di sadari, dengan perbuatan manusia sendiri populasi hewan di indonesia semakin langkah. Pemburuan liar sangat membawa pengaruh buruk untuk habitat hewan yang berkembang biak dengan pesat. Untuk suku manggarai, memburu spesies ini adalah tindakan yang menentang kepercayaan mereka. Karena, sama saja seperti membunuh, dan menyiksa kepercayaan leluhur.

Telah rusak populasi elang flores ini, mengundang prihatin dari ahli biologi asal amerika serikat. Di bima gunung dan hutan di habiskan untuk ladang, itu sangat merusak habitat hewan sekitar. Sarang elang flores yang masih aktif di bima juga diperkirakan akan punah. Hewan ini salah satu spesies yang sensitif, sehingga tidak mampu menyesuaikan daerah mereka berkembang.

Baca Juga : Agensi K-Pop Terbesar Di Korea